6.1.4 Muntah dan gumoh

  Muntah
Definisi
Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah makanan masuk lambung agak lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin mengalami muntah lendir, bahkan disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan disebabkan karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses persalinan.
 
  Etiologi
Muntah bisa disebabkan karena berbagai hal seperti berikut ini.
1.      Kelainan kongenital
Pada saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esophagus, hirschprung, tekanan intrakranial yang tinggi.
2.      Infeksi pada saluran pencernaan.
3.      Cara pemberian makan yang salah.
4.      Keracunan
 
 Komplikasi
Komplikasi terjadinya muntah adalah sebagai berikut.
1.      Dehidrasi atau alkalosis karena kehilangan cairan tubuh/elektrolit.
2.      Ketosis karena tidak makan dan minum.
3.      Asidosis yang disebab adanya ketosis yang dapat berkelanjutan
      menjadi syok bahkan sampai kejang.
4.      Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva, rupture esophagus,
      aspirasi yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat.

Patofisiologi
Muntah terjadi ketika anak/bayi menyemprotkan isi perutnya keluar. terkadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi, muntah sering terjadi pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut merupakan reaksi spontan ketika isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut. Reflex ini dikoordinasikan di medulla oblongata. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan, penyakit saluran pencernaan, penyakit intrakranial, atau toksin yang dihasilkan oleh bakteri

 Sifat muntah
Keluar cairan terus-menerus, hal ini kemungkinan disebabkan oleh obstruksi esophagus.  Muntah proyektil, hal ini kemungkinan disebabkan oleh stenosis pylorus (suatu kelemahan pada katup di ujung bawah lambung yang menghubungkan lambung dengan usus 12 jari yang tidak mau membuka).  Muntah hijau kekuning-kuningan kemungkinan akibat obstruktif dibawah ampula vateri. Muntah segera setelah lahir dan menetap, kemungkinan adanya tekanan intrakranial yang tinggi atau obstruksi pada usus.

Penatalaksanaan
1.      Kaji faktor dan sifat muntah.
a.       Jika terjadi pengeluaran cairan terus-menerus, maka
      kemungkinan dikarenakan obstruksi esophagus.
b.      Jika terjadi muntah berwarna hijau kekuning-kuningan, maka patut dicuriagai adnya obstruksi di bawah ampula vateri.
c.       Jika terjadi muntah proyektil, maka harus dicurigai adanya stenosis pylorus.
d.      Jika terjadi segera setelah lahir kemudian menetap, maka kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intracranial.
2.      Berikan pengobatan yang bergantung pada faktor penyebab.
3.      Ciptakan suasana tenang.
4.      Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati.
5.      Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah.
6.      Berikan antiemetik jika terjadi reaksi simptomatis.
7.      Rujuk segera.

Gumoh
 Definisi
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat setelah makanan masuk ke dalam lambung. Muntah susu adalah hal yang biasa terjadi, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu pertambahan berat badan secara signifikan. Gumoh biasanya terjadi karena bayi menelan udara pada saat menyusu.



Etiologi
Penyebab terjdinya gumoh adalah sebagsi berikut.
1.         Bayi sudah merasa kenyang.
2.         Posisi salah saat menyusui.
3.         Posisi botol yang salah.
4.         Tergesa-gesa saat pemberian susu.
5.         Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.

Patofisiologi
Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas dan keluar memalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup di ujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi di bulan-bulan pertama kehidupannya.
 
 Penatalaksanaan
1.         Perbaiki teknik menyusui
2.         Perhatikan posisi botol saat pemberian susu.
3.         Sendawakan bayi setelah disusui.
4.         Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir mencakup
rapat seluruh putting susu ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar